Rabu, 28 Desember 2011

Nabi Muhammad, apakah manusia biasa?

Pertanyaan itu kadang-kadang muncul dalam benak seseorang, sehingga ia harus meyakinkan dirinya untuk menjawab. Dan dalam menjawab pertanyaan sendiri tanpa bertanya keorang lain yang sesuai dengan ilmunya hanya terkotak pada pola pemikiran yang telah lalu (pengalaman) atau doktrin dan paradigma. Hal hal seperti inilah yang biasanya membuat manusia enggan untuk membuka hati dan pikiran terhadap hal-hal yang baru dan benar, bahkan hal yang beru itu lebih masuk kedalam logika.

Pertanyaan apakah nabi Muhammad manusia biasa?? Pertanyaan ini seharusnya tidak usah ditanyakan dan dibahas. Apalagi sampai membuat pernyataan bahwa "Nabi Muhammad itu hanyalah manusia biasa, jangan lah diagungkan...". Kita semua tau bahwa nabi  dan/atau rasul itu adalah manusia makshum (suci/bebas dari dosa). Pernyataan seperti ini kadang terlontarkan. Dan siapa saja yang mendengarnya pasti akan terkecoh, apalagi dengan alasan dan dalil yang semu.



Secara sederhana, kita kerucutkan, bahwa nabi Muhammad itu adalah nabi dan rasul. Nabi dan rasul itu manusia ma'shum (bebas dari dosa). Ada dua point, manusia dan ma'shum.

Yang pertama, manusia. Memang beliau adalah manusia. Semua orang mengakui hal itu, tidak ada dalam sejarah bahwa beliau dilahirkan dari malaikat atau diciptakan dari golongan malaikat. Tidak ada. Beliau manusia, sama seperti kita. Beliau makan, pergi kepasar, lapar, dll.

Yang kedua, ma'shum. Ini adalah sesuatu hal yang pasti. Tidak mungkin Allah menurunkan wahyu kepada orang yang berbuat dosa. Mau jadi apa wahyu tersebut?? Misalkan wahyu diterima oleh orang yang tidak mempunyai sifat amanah. Jangan berharap wahyu tersebut akan sampai kepada manusia dengan benar. Ini logika yang mudah difahami.

Kalau digabungkan, nabi muhammad adalah manusia yang ma'shum dan beliau menerima wahyu. Beliau memiliki sifat 4 , sifat yang wajib nabi dan rasul. Tidak bisa dibayangkan jika beliau keturunan malaikat, mungkin manusia akan mengikuti beliau bukan karena beliau nabi dan rasul tapi karena beliau adalah seorang malaikat.

Baik, dengan logika yang lain. Anggap manusia adalah batu. Tentu Nabi Muhammad adalah intan (salah satu dari batu permata) dan yang lain (manusia biasa) adalah batu biasa. Bagaimana biasa disamakan antara intan dan batu. Keduanya sama-sama batu, tapi intan memiliki nilai lebih dan sangat tinggi dari pada batu yang lain. Ini adalah logika sangat sederhana.

Janganlah mengatakan bahwa beliau adalah manusia biasa, tidak sopan. Beliau adalah nabi kita, rasul kita. Sudah sepantasnya kita menyanjung beliau, karena perjuangan beliau, karena kedekatan beliau dengan Allah, karena budi pekerti agungnya beliau, dll. Banyak sekali alasan bagi kita untuk selalu menyanjung beliau dan sampai pada taraf cinta kepada beliau. Cintailah belaiau dengan cinta yang sangat dalam. Pasti akan mencintai Allah dengan cinta yang lebih dalam. Karena cinta kepada Beliau merupakan salah satu dari bentuk cinta kita kepada Allah.

Semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW... Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar